TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat
jenispenyakit infeksi
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakti
infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu
hamil. Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh,
termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak,
penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.
Bahaya TORCH pada kesuburan/kehamilan
Menurut penelitian medis, TORCH dapat mempengaruhi kesuburan
karena menimbulkan turunnya kesuburan dan rusaknya fertilitas pada wanita. Sel
telur maupun inti sel dirusak oleh virus TORCH sehingga sel terlurnya mengecil
dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada wanita bisa
menyebabkan terbentuknya mioma, penyumbatan atau perlengketan, sehingga sel
telur tidak bisa dibuahi atau mengakibatkan sulit hamil.
Toxo tidak menular pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV,
dan Herpes bisa menular. Penularan bisa terjadi melalui hubungan seksual, air
liur, keringat, darah, dan Air Susu Ibu (ASI). Sehingga kalau wanita terjangkit
Rubella, CMV, dan Herpes, maka suaminya pun dapat tertular. Sulitnya terjadi
kehamilan pada wanita disebabkan oleh virus tersebut memperburuk kualitas
spermatozoa/sperma, karena kekentalan sperma menjadi cair. Volume sperma yang
seharusnya 5 cc menjadi 3 cc dan gerakannya pun sudah berubah.
Dengan rusaknya fungsi reproduksi kedua belah pihak (baik
pria maupun wanita), kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan menjadi lebih
kecil sehingga mereka yang terinfeksi TORCH umumnya diberikan terapi khusus
secara medis untuk menyembuhkan penyakit TORCH sebelum merencakan kehamilan
bersama dokter kandungan.
Diagnosa Penyakit TORCH
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama untuk
menangani suatu penyakit. Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis
sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa
serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG-nya.
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang
spesifik, bahkan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit. Secara umum
keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan, pusing, vertigo, migran,
penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi,
nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan
lainnya.
Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh
bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh
kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya.
Namun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya
penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji laboratorik.
TOXOPLASMA
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut
Toxoplasma gondii. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai
gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi. Toxoplasma yang
disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah,
malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang
hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya
penderita AIDS, pasien transplantasi organ yang mendapatkan obat penekan respon
imun). Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi
adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita
Toxoplasmosis bawaan. Pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah
dewasa, misalnya kelainan mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan
ensefalitis.
Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan
karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala
(sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah
Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.
Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga
terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya
negatif perlu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertama,
selanjutnya tiap trimester), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi
Toxoplasma.
RUBELLA
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit
dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus
Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa. Infeksi Rubella berbahaya bila
tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya.
Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya
kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka
risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and
Gynecologists, 1981).
Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi
untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien tidak dikenali, terutama
apabila ruam merah tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis infeksi Rubella
yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan
Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum
memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG
dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan
< 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.
CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini
temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya,
virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu
penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang
hamil. Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular
sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, kapuran otak,
ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.
Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui
infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang
lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan
IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.
HERPES SIMPLEKS TIPE II
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh
Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk
laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam di ganglion sistem
syaraf otonom. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya
memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga
mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat
berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus)
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan IgM
sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi
terjadi pada saat kehamilan.
Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan
janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada sering
sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Ada gejala
yang tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis. Oleh
karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu
mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi
yang tepat.
Pencegahan TORCH
Jika ibu hamil terkena TORCH maka sangat berbahaya bagi
janin, misalnya bisa terjadi keguguran, bayi lahir mati, cacat maupun kelainan
kulit. Agar bayi lahir sehat dan mencegah TORCH , Ada beberapa tips yang bisa
anda pertimbangkan :
Saat hamil, sebaiknya Anda mengkonsumsi banyak makanan
bergizi. Selain baik untuk perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan
membuat tubuh tetap sehat dan kuat. Bila tubuh sehat, maka tubuh dapat melawan
berbagai penyakit termasuk TORCH sehingga tidak akan menginfeksi tubuh.
Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
Ada baiknya, Anda memeriksakan tubuh sebelum merencanakan
kehamilan. Anda dapat memeriksa apakah dalam tubuh terdapat virus atau bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi TORCH. Jika Anda sudah terinfeksi, ikuti saran
dokter untuk mengobatinya dan tunda kehamilan hingga benar-benar sembuh.
Melakukan vaksinasi
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab
TORCH. Seperti vaksin rubella dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja,
Anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian.
Makan makanan yang matang
Hindari memakan makanan tidak matang atau setengah matang.
Virus atau parasit penyebab TORCH bisa terdapat pada makanan dan tidak akan
mati apabila makanan tidak dimasak sampai matang. Untuk mencegah kemungkinan
tersebut, selalu konsumsi makanan matang dalam keseharian Anda.
Periksa kandungan secara terartur
Selama masa kehamilan, pastikan Anda memeriksakan kandungan
secara rutin dan teratur. Maksudnya agar dapat dilakukan tindakan secepatnya
apabila di dalam tubuh Anda ternyata terinfeksi TORCH. Penanganan yang cepat
dapat membantu agar kondisi bayi tidak menjadi buruk.
Jaga kebersihan tubuh
Jaga higiene tubuh Anda. Prosedur higiene dasar, seperti
mencuci tangan dan mandi sangatlah penting.
Hindari kontak dengan penderita penyakit
Seorang wanita hamil harus menghindari kontak dengan siapa
pun yang menderita infeksi virus, seperti rubela, yang juga disebut campak
Jerman.
Dengan mencari lebih banyak informasi tentang kehamilan
serta merawat diri sebelum dan selama masa kehamilan maupun dengan memikirkan
tentang berbagai aspek melahirkan, seorang wanita akan melakukan sebisanya
untuk memastikan kehamilan yang lebih aman. Maka, bagi seorang wanita hamil,
cobalah untuk selalu waspada
terhadap berbagai penyakit seperti TORCH agar bayi Anda terlahir sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar