Model adalah suatu cara untuk
mengorganisasi kumpulan pengetahuan yang kompleks seperti konsep yang
berhubungan dengan perilaku manusia. Penggunaan model ini membantu praktisi
memberikan dasar untuk melakukan pengkajian dan intervensi juga cara untuk
mengevaluasi keberhasilan penanggulangan (Stuart
dan sundeen, P 32, 1998).
Perkembangan ilmu keperawatan, model
konseptual, dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model
konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan displin yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih
khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcett, 1992). Teori mempunyai konstribusi pada
pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn
& Jacobs, 1995).
Teori
keperawatan membantu menyampaikan pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktik
keperawatan melalui upaya penggambaran, penjelasan, prediksi dan pengendalian
fenomena dalam ranah keperawatan. Keperawatan terus berkembang, perawat membuat
hipotesis tentang praktik keperawatan, prinsip yang mendasari praktik
keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat (Potter & Perry, 2005).
Model konsep dan teori keperawatan digunakan
untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek, penuntun penelitian
dan kurikulum, serta mengindentifikasi bidang dan tujuan dari praktek
keperawatan. Teori keperawatan menuntun perawat dengan memberikan tujuan
pengkajian, diagnose keperawatan dan internvensi, landasar dasar perkomunikasi
dan autonomi serta akuntabilitas professional. Teori- teori tersebut juga
digunakan sebagai arah dalam melakukan penelitian, praktik, pendidikan, dan
administrasi keperawatan ( Meleis,1985;
Torres, 1986, Parse , 1987; Fawcett, 1989; Marriner-Tomey, 1994; Chinn &
Jacobs , 1995)
B.
PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
a. Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan
jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah
laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
b. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan
hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat
positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan
kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari
seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
Keperawatan
jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik
dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).
Keperawatan
jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
Prinsip
keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
Manusia
Fungsi
seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar
yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat.
Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi
diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk
mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang
bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku
tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
Ø Lingkungan
Manusia
sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan
perubahan diri individu.
Ø Kesehatan
Kesehatan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi
kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
Ø Keperawatan
Dalam
keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan
diri sendiri secara terapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar
untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih
akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat
untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya
klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam
menghadapi berbagai masalah.
Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989
dikutip oleh Keliat,1991).
Perawat
memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu
proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam
melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau
memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi.
Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian
masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi
optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk
dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan
tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis,
siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui
jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan
tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses
keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya,
pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses
sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat
sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat
pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
Model psikoanalisis (Freud,
Ericson)
Gangguan
jiwa terjadi akibat :
- Perkembangan
diri: Artinya gangguan jiwa dapat terjadi karena perkembangan seseorang
ketika masih kecil/kanak –kanak atau kasus yang terjadi adalah akibat masa
lalu
- Resolusi
konflik perkembangan yang inadequate : Artinya gangguan jiwa terjadi
karena seseorang tidak dapat menyelesaikan masalahnya di masa lalu dengan
baik, sehingga muncul ketidakpuasan
- Ego
(akal) tidak dapat mengontrol id (kehendak nafsu atau insting)
Gejala – gejala yang muncul
adalah hasil usaha untuk berkompromi dengan kecemasan dan berhubungan dengan
konflik yang tidak teratasi
Psikoanalisa sampai saat ini dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner
dibidang psikologi
Hipotesis psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar
ditentukan oleh motif – motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak
penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia
Proses terapi
Asosiasi bebas
Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan
perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannnya tanpa penyuntingan
atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini penderita disupport untuk
bias berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di
sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks maka pasien
harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal
Analisa mimpi
Terapi dilakukan dengan mengkaji mimpi – mimpi pasien, karena mimpi timbul
akibat respon/memori bawah sadarnya. Mimpi umumnya timbul akibat permasalahan
yang selama ini disimpan dalam alam bawah sadar yang selama ini ditutupi oleh
pasien. Dengan mengkaji mimpi dan alam bawah sadar klien maka konflik dapat
ditemukan dan diselesaikan
Transferen
Untuk memperbaiki traumatik masa lalu
Peran pasien dan perawat
Klien mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya
Perawat melakukan assessment atau pengkajian tentang keadaan traumatic atau
stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu (pernah disiksa orang tua,
diperkosa pada masa kanak – kanak, ditelantarkan dll) dengan pendekatan
komunikasi traumatic setelah terjalin trust (saling percaya)
C.MODEL KONSEP KEPERAWATAN
JIWA
v
Interpersonal
Model
(Sullivan,
Peplau)
Gangguan jiwa bias muncul karena adanya ancaman, ancaman menimbulkan kecemasan
(anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat
berhubungan dengan orang lain (interpersonal)
Perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima
oleh orang disekitarnya misalnya : unwanted child
Proses terapi
Build Feeling Security
- Berupaya membangun
rasa aman bagi klien
- Trusting relationship
and interpersonal satisfaction
- Menjalin hubungan
saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain
sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran pasien dan perawat
Klien melakukan share anxieties (sharing kepada perawat tentang apa – apa yang
dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan
orang lain)
Perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa – apa yang dirasakan
klien. Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain
v Social Model
(Caplan, Szasz)
Gangguan jiwa/penyimpangan
perilaku karena banyaknya factor social dan factor lingkungan yang memicu
munculnya stress pada seseorang
Akumulasi stressor yang ada dilingkungan (bising, macet, iklim sangat
dingin/panas dll) akan mencetuskan stress pada individu
Stressor dari lingkungan diperparah oleh stressor dalam hubungan social
(misalkan : anak nakal, atasan galak, istri cerewet dll)
Proses terapi
Environment manipulation and social support
Modifikasi lingkungan dan adanya dukungan social missal : rumah harus bersih,
teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabot yang
teratur
Peran pasien dan perawat
Klien menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan
teman sejawat, atasan, keluarga atau suami istri
Perawat berupaya menggali system social klien seperti suasana rumah, kantor,
sekolah, masyarakat atau tempat kerja
v Existensial model
(Ellis, Roger)
Gangguan jiwa atau gangguan perilaku terjadi bila individu gagal menemukan jati
dirinya dan tujuan hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya
membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya
Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga
pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur
Individu tidak bisa menjawab pertanyaan
- siapakah saya ini sebenarnya?
- Apa tujuan saya lahir ke dunia ini?
- Apa kelebihan dan kekurangan saya?
- Bagaimana seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya?
- Apa pegangan hidup saya?
- Norma mana yang saya anut?
Proses terapi
Experience in relationship
Mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami
riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dianggap bias menjadi
panutan
Self assessment
Memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi
Conducted in group
Bergaul dengan kelompok social dan kemanusiaan
Encourage to accept self and control behavior
Mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback
tentang perilakunya dari orang lain
Peran pasien dan perawat
Klien berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari
dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi
aktivitas kelompok
Perawat berusaha memperluas kesadaran diri klien melalui feedback, kritik,
saran atau reward dan punishment
v Supportive therapy model
Wermon, Rockland
Gangguan jiwa disebabkan oleh factor biopsikososial dan respon maladaptive
terhadap stressor saat ini
Aspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk –batuk
Aspek psikologis : mudah cemas, kurang percaya diri, pemarah, perasaan bersalah
Aspek social : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, tidak mampu mendapat
pekerjaan
Stressor saat ini : PHK, test masuk kerja
Manifestasi gangguan jiwa muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada
masalah – masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa
lalu. Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah berupaya
maksimal, menyebabkan individu menjadi stress.
Proses terapi
Menguatkan respon koping adaptif individu diupayakan mengenal terlebih dahulu
kekuatan dirinya dan kekuatan mana yang bias dipakai alternative pemecahan
masalahnya.
Peran pasien dan perawat
Klien terlibat dalam identifikasi koping yang dimiliki dan biasa dipakai klien
Perawat berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk
menyiapkan koping klien yang adaptif.
v Medical model
(Meyer, Kraeplin)
Gangguan jiwa muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi : aspek fisik,
genetic, lingkungan dan factor social
Focus penatalaksanaan harus lengkap meliputi pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologik dan teknik interpersonal
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang
Terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi,
menentukan jenis pendekatan terapi yang dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat, Budi
Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta:
EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.